Minggu, 20 Januari 2013
Selasa, 15 Januari 2013
metafisika menurut para ahli
Pengertian Metafisika - Sebagai sebuah
disiplin filsafat, metafisika telah
dimulai sejak zaman yunani kuno, mulai
dari filosof-filosof alam sampai
Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles
sendiri tidak pernah memakai istilah
”metafisika” Aristoteles menyebut
disiplin yang mengkaji hal-hal yang
sifatnya di luar fisika sebagai filsafat
pertama (proto philosophia)untuk
membedakannya dengan filsafat kedua
yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal
yang bersifat fisika. Istilah metafisika
yang kita kenal sekarang, berasal dari
bahasa Yunani ta meta ta physika yang
artinya “yang datang setelah fisik”.
Istilah tersebut diberikan oleh
Andronikos dari Rhodos (70 SM)
terhadap karya-karya Aristoteles yang
disusun sesudah (meta) buku fisika.
(Loren Bagus, Matafisika, (Jakarta:
Gramedia, 1991), hlm 18) Pengertian
Metafisika Dalam Filsafat Menurut Para
Ahli
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul
Metaphysica mengemukakan beberapa
gagasannya tentang metafisika antara
lain:
Metafisika sebagai
kebijaksanaan (sophia), ilmu
pengetahuan yang mencari
pronsip-prinsip fundamental
dan penyebab-penyebab
pertama.
Metafisika sebagai ilmu yang
bertugas mempelajari yang
ada sebagai yang ada (being
qua being) yaitu keseluruhan
kenyataan.
Metafisika sebagai ilmu
tertinggi yang mempunyai
obyek paling luhur dan
sempurna dan menjadi
landasan bagi seluruh adaan,
yang mana ilmu ini sering
disebut dengan theologia.
(Kees Bertens, Sejarah
Filsafat Yunani, (Yogyakarta:
Kanisius, 1988), hlm.154)
Dari ketiga keterangan Aristoteles
tentang metafisika tersebut,
sebenarnya terdapat dua obyek yang
menjadi metafisis Aristoteles yaitu, (a)
yang ada sebagai yang ada being qua
being dan (b) yang Ilahi. Namun
demikian Aristoteles sendiri tidak
menjadikan dua obyek kajian sebagai
obyek bagi dua disiplin ilmu yang
berbeda. Seorang filosof Jerman
bernama Christian Wolff cenderung
meyakini bahwa pembicaraan tentang
yang ada sebagai yang ada dan yang Ilahi
harus dipisahkan dan tidak dapat
dibicarakan bersama-sama. Oleh
karenanya, Wolff memilah filsafat
pertama Aristoteles menjadi
metaphysica generalis (metafisika
umum) atau juga sering disebut ontologi
dan methapysica specialis (metafisika
khusus).
Metafisika umum membahas mengenai
yang ada sebagai yang ada, artinya
prinsip-prinsip umum yang menata
realitas, sedang metafisika khusus
membahas penerapan prinsip-prinsip
umum ke dalam bidang-bidang khusus:
teologi, kosmologi dan psikologi.
Pemilahan Wollf tersebut didasarkan pada dapat tidaknya dicerap melalui perangkat
inderawi suatu obyek filsafat pertama. Metafisika umum (untuk seterusnya digunakan
istilah ontologi) mengkaji realitas sejauh dapat diserap melalui indera sedang
metafisika khusus (metafisika) mengkaji realitas yang tidak dapat diserap indera,
apakah itu realitas ketuhanan (teologi), semesta sebagai keseluruhan (kosmologi)
maupun kejiwaan (psikologi). Kedua disiplin filsafat pada dasarnya tidak sepenuhnya
terpisah satu sama lain karena menurut Wollf sendiri pembahasan metafisika tentang
realitas supra inderawi, terkait dengan pembahasan ontologi tentang prinsip-prinsip
umum yang menata realitas inderawi. (Donny Gahral Adian, Matinya Metafisika Barat,
(Jakarta: Komunitas Bambu, 2001), hlm. 6)
Terlepas dari perbedaan mengenai istilah metafisika dan keengganan orang akan
metafisika, kedudukan metafisika dalam dunia filsafat sangat kuat. Pertama, metafisika
sudah merupakan sebuah cabang ilmu tersendiri dalam pergulatan filosofis. Kedua,
seperti yang dikatakan Heideggaer, setiap telaah filosofis terdapat unsur metafisik.
(Anton Bakker, Ontologi Metafisika Umum: filsafat Pengada dan Dasar-Dasar Kenyataan
( Yogyakarta: kanisius, 1992), hlm.15)
Metafisika, berbeda dengan kajian-kajian tentang wujud partikular yang ada pada alam
semesta. biologi mempelajari wujud dari organisme bernyawa, geologi mempelajari
wujud bumi, astronomi mempelajari wujud bintang-bintang, fisika mempelajari wujud
perubahan pergerakan dan perkembangan alam. Tetapi metafisika mempelajari sifat-
sifat yang dimiliki bersama oleh semua wujud ini. (Rhomo Philipus Tule (ed.), kamus
filsafat (Bandung: Rosda, 1995 ), hlm.202-203)
Kajian tentang metafisika dapat dikatakan sebagai suatu usaha sistematis, refleksi
dalam mencari hal yang berada di belakang fisik dan partikular. Itu berarti usaha
mencari prinsip dasar yang mencakup semua hal dan bersifat universal, seperti istilahnya
C.E.M joad, dalam bukunya A Critique of logical positivism, yang dikutip oleh Harold
Titus dkk. Sebagai “penyelidikan tentang Tuhan”,(Harold Titus (dkk.), Persoalan-
persoalan Filsafat, terj. Rasyidi (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 362) bisa juga
dikatakan sebagai “penyelidikan tentang dunia ilahi yang transenden”. (C.A. Van
Peursen, Strategi Kebudayaan, terj. Dick Hartoko (Yogyakarta: kanisius, 1988) , hlm.
64)
cabang kajian filsafat
Cabang Utama dalam Kajian Filsafat
Setelah beberapa lama absen, akhirnya saya bisa kembali lagi menulis. Kemarin-kemarin
memang agak lelah dan capek soalnya. Banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan.
Tetapi, itu tidak mengurangi semangat saya untuk melanjutkan blog ini. Oya, selamat
membaca aja posting yang baru ini! ( ^_^ )
Pada posting yang berjudul Ranah Kajian Filsafat , saya sudah menjelaskan kalau wilayah
penelaahan filsafat dapat dibagi menjadi 3 bagian. Hal ini meliputi kajian tentang
Dunia, Manusia, dan Tuhan. Dari tiga subjek ini, filsafat dapat dipilah menjadi beberapa
cabang seperti telah diuraikan pada posting tersebut. Namun demikian, kali ini saya
akan membahas cabang kajian filsafat dengan rumusan yang agak berbeda dengan yang
telah dijelaskan. Untuk lebih jelasnya, hal ini akan diuraikan pada paragraf-paragraf di
bawah ini.
Dalam mempelajari filsafat, para ahli biasanya mengatakan bahwa cabang utama kajian
filsafat (main branches of philosophy) itu terdiri dari Logika, Metafisika, Etika,
Epistemologi, Estetika, Theologia, maupun Filsafat Ilmu. Ada juga yang mengatakan
cabang lainnya, tergantung pada sisi mana mereka memberikan titik tekannya. Bagi
pakar filsafat yang memiliki kecenderungan untuk menekuni masalah-masalah
kemanusiaan, Etika dan Filsafat Politik menjadi cabang yang disorot secara khusus.
Ketika titik tekan itu bergeser pada masalah-masalah kealaman atau keilmuan, maka
giliran Epistemologi, Filsafat Ilmu, ataupun Metodologi Filosofis yang menjadi tumpuan.
Sedangkan bila kajian yang sifatnya transendental menjadi perhatian utama, maka
cabang Theologia, Ontologi, dan Metafisika yang mendapat giliran.
Oleh karena beragamnya titik tekan dalam memilah-milah cabang filsafat tersebut,
tentu saja hal ini akan membuat filsafat menjadi sangat sukar dikaji. Sebab, ketika
misalnya saya membaca filsuf yang sangat perhatian dengan masalah-masalah
kemanusiaan, maka saya kehilangan arahan tentang kajian masalah kealaman dan juga
masalah transendental. Begitupun juga ketika membaca filsuf yang memiliki titik tekan
pada masalah lainnya.
Hal ini biasa terjadi dan itu memang sewajarnya. Ini terjadi karena setiap filsuf
memiliki spesialisasi atau kekhususan pikiran dalam corak filsafatnya. Akan tetapi, bagi
seseorang yang baru belajar filsafat atau orang yang ingin belajar filsafat secara mudah,
ini menjadi masalah yang cukup mengganjal. Sebab, dengan tiadanya kesepakatan di
antara para filsuf, cabang utama kajian filsafat hingga kini tidak pernah ditetapkan.
Akibatnya, orang itu akan "tersesat" di belantara filsafat yang cukup luas. (Nah lho...!
Tapi mungkin saja saya keliru karena sudah ada buku baru tentang masalah ini. Hehe...
Tolong kasih tahu ya kalau ada info tentang ini. ;-) )
Karena masalah-masalah di atas, dalam blog ini, saya memutuskan untuk menetapkan
secara sederhana saja apa yang dimaksud dengan cabang utama kajian filsafat itu.
Kriteria untuk ini adalah cabang tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk mengkaji
semua masalah yang telah disebutkan tanpa harus terjatuh pada satu titik penekanan.
Dengan demikian, orang yang ingin belajar filsafat dengan mudah akan lebih fokus
mempelajari masalah-masalah tersebut tanpa harus bergelut dengan kebimbangan.
Dari sekian banyak cabang filsafat, sebenarnya ada empat cabang yang bisa dijadikan
dasar untuk memahami cabang lainnya. Cabang ini pun dapat mewadahi berbagai
masalah yang ada. Empat cabang filsafat yang dimaksud adalah: Logika, Epistemologi,
Ontologi, dan Aksiologi. Cabang filsafat ini dapat dipelajari berurutan. Berikut adalah
penjelasan kenapa cabang filsafat ini dapat dipelajari secara bertahap.
Berpikir, secara umum, adalah kegiatan yang biasa dilakukan manusia. Tanpa ini,
manusia tidak akan bisa bertahan dalam lingkungannya ataupun menyesuaikan diri
dengan yang lainnya. Namun, berpikir saja tidak cukup. Ada cara-cara berpikir yang baik
dan itu menjadi pedoman baginya agar tidak berpikir secara gegabah, sembrono,
semaunya, sampai pada pikiran yang sesat. Cara inilah yang disediakan Logika.
Selanjutnya, dengan berpikir, manusia bisa mengetahui sesuatu (= Epistemologi), yang
juga merupakan kunci pemahaman atas sesuatu yang ada, sesuatu yang mungkin adanya,
dan sesuatu yang tidak ada (= Ontologi). Baru setelah itu, kita dapat melakukan sesuatu
penilaian atas apa yang kita pahami atau memahami nilai dari apa yang kita pahami (=
Aksiologi).
Nah, dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa empat cabang itu cukup netral dan
bisa dipakai untuk mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia, manusia,
ataupun Tuhan. Oleh karena itu, empat cabang filsafat inilah yang akan saya jadikan
dasar untuk masuk dalam cabang-cabang filsafat lainnya.
Misalnya, "Apakah Nazi-isme (berkaitan dengan partai politik Nazi yang didirikan oleh
Adolf Hitler di Jerman) itu pola pikirnya keliru apa tidak?"
Dalam masalah ini, kita masuk dalam pembahasan Filsafat Politik melalui Logika.
Contoh lain: "Apakah kita dapat mengetahui awal terciptanya jagat raya?"
Pada soal ini, aspek Epistemologis menjadi dasar untuk memahami Kosmologi.
Begitupun dengan masalah-masalah lain dalam filsafat. Semuanya dapat dipahami
dengan baik asalkan kita benar-benar memahami empat cabang filsafat tersebut.
Jadi, silahkan Anda mencari informasi tentang empat cabang filsafat tersebut. Ini
karena dalam posting selanjutnya, saya akan membahas empat cabang filsafat ini satu
per satu. Tentunya, kita akan mulai dari Logika terlebih dahulu.
Senin, 14 Januari 2013
sejarah dan pengembangan agama kristen
vSEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN kata kristen berasal dari kata kritus yang berarti “ia yang diurapi”. Kristus berasal dari bahasa Yunani, yaitu kristhos yang artinya sama .[1] Agama Nasrani sering juga disebut agama Kristen atau agama Masehi. Ketiga sebutan tersebut mempunyai riwayat masing-masing. Kata Nasrani dikaitkan dengan nama sebuah kota di sebelah utara kota palestina, Nazareth. Dari kota ini Yesus berasal dan dibesarkan sehingga pengikut ajarannya disebut Nasrani. Kata Kristen berasal dari Kristus, gelar kehormatan keagamaan Yesus yang berasal dari dari Nazareth tadi.
Kata chistianity ini, sangat popular di dunia barat yang juga berlaku di Indonesia dengan Kristen ( bukan nasrani atau masehi). Yang dimaksud dengan agama nasrani, Kristen atau masehi adalah semua ajaran dan golongan agama yang didasarkan atas ajaran- ajaran yesus kristus.atau agama yang bersifat etik, sejarah, universal, monotheis, dan penebusan, dimana hubungan nya antara tuhan dan manusia terjadi pelantara pekerjaan yesus kristus. Yaitu agama yang mencakup lebih dari lima ratus sekte atau aliran dengan gerejanya masing-masing. Adapun sekte terbesar diantara nya adalah katholik roma, katholik ortodoks, anglikan, protestan, dan beberapa sekte lain .
Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia. Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinobatkan dalam Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi).
Setelah naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekezaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.[2] Sesuai dengan petunjuk sejarah, yesus kristus adalah membawa agama Kristen. Ia lahir kurang lebih pada tahun ke 4 SM, tetapi sebagian ada yang berpendapat antara tahun 7 - 5 SM. Yesus kristus beasal dari Nazaret. ketika berumur kurang lebih 27 tahun, ia mulai mengajar di Galilea dan kemudian meluas di kalangan penduduk palestina, dan meninggal pada 7 april 30 M di Yerusalem. Pada awalnya jemaat Kristen terdiri dari orang-orang yahudi. Merekalah yang disebut jemaat yerusalem, atau ada pula yang menyebut mereka jemaat Nazaret. Agama Kristen pada mulanya adalah untuk bangsa yahudi, suatu agama nasional bangsa yahudi. Akan tetapi, ketika Petrus bekerja di yerusalem, Petrus adalah salah seorang dari 12 murid Yesus yang di tunjuk untuk mendirikan gereja. sudah terdapat petunjuk bahwa dia membaptis (mensucikan) seorang warga Roma, bernama Kornelius, bersama keluarganya di Kaesaria, dekat yerusalem. ini berarti bahwa agama Kristen berubah menjadi agama nasional bangsa Yahudi menjadi agama yang bersifat internasional. Hal ini lah yang merupakan permasalahan untuk gereja Yerusalem sehingga Petrus menghadapi perlawanan. Pada tahun 42 M. ia pindah ke Roma secara misterius, dan menjadi Paulus yang pertama disana. Petrus menjabat sebagai paulus selama 25 tahun dan meninggal dunia pada 67 M. Petrus adalah orang pertama dalam gereja dan dianggap sebagai pemimpin jemaat induk di yerusalem. Tidak di ketahui dengan pasti kapan pertama kalinya agama Kristen masuk ke Roma. Tetapi sejumlah perkiraan dapat di anggap sebagai kemungkinan-kemungkinan. Pertama ialah, mungkin Kornelius sendiri yang menjadi penyebar agama Kristen setelah kembali ke Roma. Kemungkinan lain masuknya agama Kristen ke roma dipermudah oleh adanya hubungan dagang yang baik antara Roma dan palestina akibat lancarnya lalulintas. Perkiraan lain ialah adanya golongan Kristen di Roma yang terdiri dari orang Yahudi –Roma,yang pasti ialah bahwa pada tahun 49 M sudah ada Kristen, bukan yahudi yang bercampur dengan orang Kristen yahudi, Diperkirakan agama Kristen sudah terorganisasi dengan baik di Roma. Paulus adalah seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam agama Kristen, dalam menyiarkan agama Kristen, Paulus bermarkas di Antiopia. Dari sana ia mengatur segala rencana misinya, dan disana pula terbentuk gereja bukan yahudi, yakni orang-orang yang percaya dan berasal dari orang-orang kafir, untuk pertama kalinya mereka di sebut keristen Pauluslah yang di anggap sebagai rasul oleh orang-orang kafir dalam menyiarkan agama Kristen, Paulus tidak berhubungan langsung dengan para rosul di Yerusalem. Namun perkembangan agama keristen semakin pesat baik karena kegiatan para rasul maupun karena hasil pekerjaan Petrus dan Paulus. Kemajuan agama tersebut bukan tanpa menghadapi rintangan. Ajaran Paulus yang di anggap baru ialah bahwa Yesus adalah Kristus/Tuhan. Paulus meninggal dunia pada tahun yang sama dengan petrus, yaitu 67 M dan keduanya meninggal di Roma.[3]
Pengaruh Pemikiran Aristoteles terhadap Al-Farabi dalam Masalah Qadimnya Alam
Posted on january,15 2013
Aristoteles adalah salah seorang tokoh filosof Yunani yang terkenal pada zamannya. Sebelumnya muncul Plato, yang merupakan gurunya. Sebagai murid Aristoteles ingin melanjutkan pemikiran gurunya, namun dalam kenyataan selanjutnya Aristoteles mempunyai konsepsi pemikiran yang berbeda dengan gurunya sendiri, terutama mengenai konsep wujudnya alam.
Menurut Aristoteles untuk mengetahui wujud alam ini langkah pertama yang ditempuh ialah pengenalan indera, kalau hal ini sudah tersimpan dalam ingatan, maka pikiran akan memasuki tahap kedua dalama pengenalan yaitu membandingkan sesuatu dengan yang lainnya untuk mengetahui pertalian dengan sebab-sebabnya. Kemudian berpindah ketahap yang ketiga yaitu perenungan (pemikiran) menuju ke arah kesimpulan. Read more …
Naskah Pildacil: Adab Kepada Orang Tua
Asalamualaikum wr.wb
Hamdan Wa Syukron lillah,Solaatan wa salaaman ‘ala rosulillah.ammaa ba’du.
Yang terhormat Para Alim Ulama’
Yang terhormat Dewan juri
Yang terhormat bapak dan ibu guru yang hadir pada acara ini
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan.
Ayo, bersyukur kepada Allah. Ayo, bersalawat kepada rasulullah. Dan ayo, berbakti kepada kedua orang tua kita.
Teman-temanku, maukah kalian masuk surga? Ayo, mau tidak? Jika mau, begini caranya: pelukah kedua tangan orang tua kita kita seraya ucapkan:
Asalamualaikum ya abi ya umi,
Asalamualaikum ya abi ya umi,
Salam indah kupersembahkan,
Dari Allah Yang Penyayang,
Salam indah ku persembahkan,
Dari Allah Yang Penyayang.
Teman-temaanku yang tersayang, memberi salam dan doa kepada kedua orang tua itu merupakan salah satu contoh adab yang baik terhadap orang tua.
Ada contoh lagi teman-temanku, yaitu kita harus rajin mengaji supaya menjadi anak yang saleh. Ke sekolah tidak malas lagi, tentu akan membuat hati orang tua kita bahagia. Nah, membahagiakan orang tua adalah salah satu cara untuk mendapatkan ridonya.
Teman-temanku, Coba dengarkan, ikutilah dan bertepuk tangnalah;
Aku (prok, prok, prok)
Anak saleh (prok, prok, prok)
Rajin solat (prok, prok, prok)
Rajin ngaji (prok, prok, prok)
Orang tua (prok, prok,prok)
Dihormati (prok, prok, prok)
Cinta islam (prok, prok, prok)
Sampai mati (prok, prok, prok)
Lailahaillah muhammadurosulullah. Yes !!!
Nah, menghormati orang tua begitu banyak caranya. Diantaranya dengan mentaati apa yang mereka perintahkan yang sejalan dengan ajaran agama kita. Apabila orang tua memerintahkan untuk membelikan sesuatu, maka hendaklah kita tidak menolaknya dan pergunakanlah bahasa yang baik.
Adab terhadap orang tua ini dijelaskan oleh Alloh SWT dalam surat Al Isra ayat 23:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣)
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
Mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Terus, apabila kita hendak pergi sekolah, maka kita harus ingat untuk bersalaman terlebih dahulu. Jangan hanya meminta uang jajan lantas kita pergi begitu saja. Itu contoh kecilnya. Nah, apabila kita bisa menghormati orang tua, maka sudah termasuk anak yang soleh.
Kesimpulan pidato saya ialah ada menghormati orang tua adalah salah satu adab yang baik kepada orang tua.
Demikianlah, yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan pidato saya bermanfaat bagi kita semua.
Ikan Lohan ikan gurami, banyak terdapat di danau Nongsa
Segala kesalahan dari kami, dan kebenaran dari yang Esa
Wasalamualaikum. Wr. Wb
Langganan:
Postingan (Atom)